Minggu, 05 Juli 2009

Faktor Penghambat Sukses

BEJ (Blame, Excuse & Justify)
  1. Blame : Sifat yang suka menyalahkan orang lain, lingkungan, dan kondisi diri sendiri atas kegagalan atau kelemahan atau kekurangan yang dimilikinya. Orang yang memliki sifat ini cenderung beranggapan bahwa setiap kegagalan / kelemahan yang ia alami disebabkan oleh kondisi lingkungannya yang kurang mendukung, atau orang-orang di sekitarnya yang dianggap menghambat, atau bahkan menyesali keadaannya dirinya sendiri yang terlahir untuk selalu gagal dan memiliki kelemahan tertentu. Contohnya, seorang mahasiswa mengalami cacat fisik tidak dapat melihat benda jarak jauh (minus) yang cukup parah dan terlahir sebagai anak orang yang ekonominya pas-pasan dalam urusan akademiknya tertinggal dengan teman-teannya. Dia menyalahkan orang tuanya, karena tidak memberi materi dan fasilitas yang cukup untuk menunjang prestasinya. Dia juga menyesali kondisi fisik dirinya yang terlahir sebagai anak yang mengidap rabun jauh yang akut, sehingga dia merasa kurang mampu bersaing dengan teman-temannya. bahkan dia menyalahkan kondisi lingkungan kostnya yang menurutnya sumpek dan selalu ramai oleh hiruk pikuk kendaraan di sekitarnya dan senda gurau teman-teman sekostnya, sehingga ia merasa sulit untuk belajar.
  2. Excuse : Sifat yang selalu mencari-cari alasan atas kegagalan, kelemahan dan kekurangan yang ada pada diri sendiri. Dia berlasan karena kondisi materi dan fisiknya berbeda dengan rang lain, maka ia merasa wajar kalau nasibnya pun berbeda pula. Atau ia beralasan kalau belum waktunya untuk membuat perubahan yang berarti (menunggu ada keajaiban yang berpihak pada dirinya). Atau mungkin ia merasa dirinya kurang berpengalaman dibanding orang-orang di sekitanrnya, sehingga ia merasa kegagalan yang dialaminya adalah sesuatu yang wajar.
  3. Justify : Sifat mudah menghakimi atas segala sesuatu yang telah terjadi tanpa pengetahuan cukup yang dimilikinya. Orang yang memiliki sifat ini beranggapan bahwa segala sesuatu yang telah terjadi berjalan sesuai hukum alam, sedangkan dirinya merasa tidak sanggup atau tidak berhak melakukan perubahan. "Tentu saja ia lebih pintar dan sukses, dan aku miskin dan sengsara, karena tuhan sudah menakdirkan hal itu.
BEJ sangat wajar dialami oleh siapapun, bahkan seseorang mungkin belum sadar bahwa dirinya telah mengidap penyakit psikologi yang sangat kuat menghambat kesuksesan tersebut. Kondisi ini umumnya dialami oleh seseorang yang mengalami depresi tingkat lanjut, sehingga membuat semangat hidupnya menurun, atau dia kurang mendapat perhatian dan motivasi dari keluarga atau orang-orang di sekitarnya. Sebetulnya penyakit ini bukanlah penyaliy yang tidak dapat disembuhkan. Seseorang yang mengidap penyakit ini perlu sedikit perhatian dan motivasi. Atau bahkan sang pengidap bisa mengatasinya sendiri dengan memulai untuk berusaha bangkit dan selalu berusaha sekuat membuat perubahan sekuat mungkin untk dapat merubah nasibnya ke arah yang lebih baik. Dari kasus yang dicontohkan di atas, seorang mahasiswa harus bisa menyadari kalau kondisinya berbeda dengan yang lainnya, maka usahanya atau perjuangannya pun harus berbeda pula dengan yang lain. Kalau orang lain mampu membiayai hidup dan memfasilitasi mereka dari kiriman orang tuanya, maka dia pun bisa mendapatkannya dengan berusaha untuk belajar sambil bekerja, sehingga ia memiliki tambahan finansial untuk memfasilitasi dirinya. Mengenai kondisi fisiknya yang rabun jauh, dia hendaknya berusaha sebisa mungkin bagaimana caranya agar bisa melihat dengan jelas, seperti dengan bantuan kaca mata / contact lens. Untuk mendapatkannya ia bisa sedikit bertirakat dan berhemat menyisihkan uang sakunya untuk bisa membeli alat tersebut. Jika ia merasa ketinggalan materi tertulis di kelas, ia bisa meminjam catatan dari temannya atau meminta penjelasan dari dosennya di luar kelas atau dengan temannya yang dia anggap mampu menjelaskan materi tersebut. Jika kita mau menyadarinya banyak sekali fenomena di dunia ini tentang orang - orang yang memiliki kekurangan dan keterbatasan, dan mereka bisa membuktikan kepada dunia bahwa merekapun bisa sukses dan berjaya.
Jika mereka bisa, mengapa kita tidak?

Tidak ada komentar: